Selasa, 30 Maret 2010

Napak Tilas Karuhun Bogor

Ti Koran "RADAR BOGOR"Kamis, 3 Juni 200414 RABIUL AKHIR 1425 HIJJRIAH

Napak Tilas Karuhun Bogor

Berkat Dalem RA Wiradinata, Santri Sukaraja Terkenaldi Mana-manaPerkembangan Kota Bogor tidak luput dari perjuangankaruhun seperti para dalem atau biasa disebutwalikota. Walaupun mereka telah tiada namun masyarakatbogor kerap menziarahinya. Beberapa makam para karuhunbanyak yang telah dikramik dengan tembokdisekelilingnya dan cungkup atau atap yangmenaunginya, sehingga terlihat terawat dan rapi."Makam para karuhun yang dipelihara oleh pemerintahmemang terawat, tapi bukan itu yang kita lihatmelainkan contoh keteladanan yang bisa kita ikuti,"ungka sesepuh bogor Iyod Sasmita (64). Namun IyodSasmita juga mengungkapkan bahwa seperti halnya yangdiutarakan oleh walikota Diani Budiarto bahwa dalamberziarah ke makam para karuhun hendaknya mengikutiaturan agama dan tidak berlebihan."Jangan buat cara yang melenceng dari agama karenadikhawatirkan menduakan tuhan atau kafir, kalau inginmendoakan para karuhun kita bisa melakukannya darijauh dengan niat dihadiahkan," ungkap Iyod. Namunketeladanan mereka memang harus dihargai. "Dalambahasa sunda ada paribahasa Binu Kiwari Ngancik NuBihari Sejak Ayeuna Sampeureun Jaga yang artinya Kitasekarang hidup juga ada jasa dari mereka, dan sekarangkita bekerja untuk kehidupan keturunan kita," paparIyod yang mengenakan baju muslim warna putih tersebut.Dari sekian banyak karuhun di Bogor Iyod mengungkapkanumumnya ada di Sukaraja, selain di Empang dan AhmadYani. Seperti makam RHM Tohir, Dalem RA Wiranata sertaDalem RA Surawinata yang seluruhnya berada di makamkaruhun daerah Empang Bogor Selatan. Dalem RAWiradinata putra R Aria Wiratanudatar II TarikolotCianjur. Dia menjabat dalem di Bogor yang pada waktuitu Pusat Pemerintahan berada di Kampung Baru/ParungAngsana yang sekarang disebut Tanah Baru.Berdasarkan "Tokoh Tradisional Bogor" Beliau adalahDalem ke II dari tahun 1718-1747, lalu digantikan olehputranya RT Pandji yang menjabat selama tahun sejak1747-1752. Setelah berakhir masa jabatannya, beliaudigantikan oleh saudara kandungnya RT Wiradireja yangmenjabat dari tahun 1752-1761 yang telah banyakmendalami agama islam, karena sebelumnya telah banyakberhubungan dengan orang-orang Banten. Mereka yangdimaksud orang Banten memang berjasa dalam menyebarkanagama islam dari keturunan Pangeran Sake, PangeranSageri dan Pangeran Purbaya.Hingga keluar politik Devide et Impera yang membatasihubungan dengan Banten. Tapi RT Wiradireja tetapbersemangat mendalami islam, bahkan mengundang tokohislam dari Banten untuk menetap di daerah yangdijadikan beliau tempat tinggalnya yaitu sukaraja.Hingga datang pula seorang yang cukup ilmu agamanyayaitu HR Abdullah yang menciptakan Silat Bogor jauhsebelum populernya Cimande. Hingga Sukaraja jugasemakin terkenal dengan santrinya yang tersebardimana-mana untuk sebarkan agama islam.Setelah dalem RT Wiradireja wafat tahun 1642, denganmeninggalkan berbagai jasa terhadap masyarakat dandaerah Bogor. Terutama perlawanannya pada penjajahBelanda, sekaligus berusaha memadukan pernikahan antarbudaya antar Bogor dengan Banten dan mininggalkantitel TB atau Tubagus untuk menghindari kecurigaanBelanda.Itulah yang menjadi cikal bakal disebut "Urang Bogor"yaitu perpaduan dari rumpun Cikundul (Siliwangi)dengan rumpun Banten (Maulana Hasanudin) pada abad 16.Putra beliau RHM Thohir juga mendalami agama islamtapi tidak menjadi pejabat, namun menjadi panutanBogor dengan sebutan Embah atau Uyut Kampung Baru dansalah seorang Karuhun Bogor. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar